Implementasi Konsep Pawongan Dalam Membangun Kerukunan Umat Beragama Di Kabupaten Buleleng

PAWONGAN: KONSEP UNIVERSAL DALAM MEMBANGUN KERUKUNAN SOSIAL

  • Komang Heri Yanti Sekolah Tinggi Agama Hindu Mpu Kuturan Singaraja
Keywords: Buleleng, Harmony, Pawongan

Abstract

Every individual or society is obliged to build a harmonious life with each other. No one can walk alone without involving other people, especially those related to common interests such as death, marriage, customs or other interests. The principle of maintaining harmony is of course highly emphasized. Likewise in relation to relations between religious believers, relations with the environment, groups, and so on. It is not uncommon for relations between groups to be disturbed by internal factors such as a lack of openness and external factors such as incitement or inaccurate information obtained. To deal with problems like this, adaptation strategies by implementing the values ​​of harmony contained in the Pawongan concept are emphasized. Pawongan as a noble heritage contains a message of harmony that must be implemented by every individual in society.

References

Anggawiguna, P. G. V., & Destiwati, R. (2019). Komunikasi Kelompok dalam Implementasi Konsep Tri Hita Karana (Pawongan) pada Perkumpulan Sekaa Gong Desa Wisata Penglipuran Bangli Bali. Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora, 8(2), 268-274.

Damayana, I. W. (2011). Menyama braya (Studi Perubahan Masyarakat Bali) (Doctoral dissertation, Fakultas Teologi UKSW).

Fajriyah, I. (2017). Pembangunan Perdamaian dan Harmoni Sosial di Bali Melalui Kearifan Lokal Menyama Braya. Jurnal Damai dan Resolusi Konflik, 3(1).

Fatmawati, K. (2021). Menyama Braya dalam Upanisad. JAPAM (Jurnal Pendidikan Agama), 1(01), 62-67.

Nopitasari, N. P. I., & Putrawan, S. (2013). Konsep Tri Hita Karana Dalam Subak. E-Jurnal Ilmu Hukum Kerta Desa, I.

Paramajaya, I. P. G. (2018). Implementasi Konsep Tri Hita Karana Dalam Perspektif Kehidupan Global: Berpikir Global Berperilaku Lokal. Purwadita, 2(2).

Rahmat, M. I. (2003). Islam Pribumi: Mendialogkan Agama Membaca Realitas. Erlangga.

Runa, I. (2012). Pembangunan Berkelanjutan Berdasarkan Konsep Tri Hita Karana untuk Kegiatan Ekowisata.JURNAL KAJIAN BALI (JOURNAL OF BALI STUDIES), 2(1).

Said, N. (2012). Merawat Persaudaraan Sejati di atas Keragaman Agama. Alauddin University Press.

Sastrawan, K. B., & Giri, I. M. A. (2023). Pawongan Sebagai Konsep Multikultur Dalam Ajaran Agama Hindu Di Bali. Purwadita: Jurnal Agama dan Budaya, 7(1), 9-14.

Setia, Putu. 2002. Mendebat Bali. Denpasar: Pustaka Manikgeni.

Setyobekti, A. B., Kathryn, S., & Sumen, S. (2021). Implementasi Nilai-nilai Bhineka Tunggal Ika dalam Membingkai Keberagaman Pejabat Gereja Bethel Indonesia di DKI Jakarta. SOTIRIA (Jurnal Theologia Dan Pendidikan Agama Kristen), 4(1), 1– 10. https://doi.org/10.47166/sot.v4i1.29.

Soethama, Gede Aryantha. 2006. Bolak Balik Bali. Denpasar: Arti Foundation.

Titib, I Made.1996. Veda Sabda Suci Pedoman Praktis Kehidupan. Paramita: Surabaya.

Usman, I. (2023). Islam, Toleransi dan Kerukunan Umat Antar Beragama. Borneo: Journal of Islamic Studies, 3(2), 117-132.

Widiyastuti, Retno. 2010. Kebaikan Akhlak dan Budi Pekerti. Semarang: ALPRIN.
Published
2024-11-30
How to Cite
Yanti, K. (2024). Implementasi Konsep Pawongan Dalam Membangun Kerukunan Umat Beragama Di Kabupaten Buleleng. Widya Sandhi, 15(02), 109-122. https://doi.org/https://doi.org/10.53977/ws.v15i02.1906
Section
Articles